Minggu, 22 Februari 2015

Black Pearl - Exo



Title   : Black Pearl (Chapter 2)
Cast   : Ji Ra, Song Eun, Baekhyun, Luhan, other
Genre: Friendship, Romance, Mistery
Length: Multichapter
Author: Kim Kaissa

~~~BLACKPEARL~~~



Selamat sore semuanya, mimin bawa ff lagi nih maaf ya baru bisa post ff ini sekarang, oiyah.. buat yang belum baca chapter 1 nya ini mimin kasiih link nya :
https://www.facebook.com/notes/exo-indonesia/black-pearl/932903460087100

Happy Reading~~

2#He’s Name Luhan (?)

12 Tahun Yang Lalu..
“Aku ingin kita nanti bertemu lagi,” Seorang anak laki-laki tengah berdiri di sisi kapal, anak laki-laki itu lalu mengamit jari mungil milik seorang yeoja yang satu tangannya memeluk boneka lumba-lumba berwarna biru.
“Yakk! Aku takut. Aku enggak suka laut!” Rengek yeoja berumur lima tahun tersebut hendak melepaskan tangannya dari genggaman namja yang saat itu ada di depannya.
“Selama aku megang tangan kamu, kamu akan baik-baik saja. Percayalah. Lagian kan kamu sudah janji bakalan percaya sama aku, aku temanmu. ok?” Anak lelaki itu semakin mempererat genggamannya. Ia tidak ingin gadis cantik itu melepaskan genggamannya.
Perlahan tapi pasti, gadis kecil itupun melangkah mensejajarkan tubuhnya dengan lelaki yang sudah berteman dengannya selama di kapal. Mendekati sisi kapal, matanya melihat kearah laut dengan sangat takjub, “Wah! Ini pertama kalinya aku sedekat ini dengan laut. Aku ada di atas laut.”
“Kita memang ada di atas laut, ck.. Lihat, kamu enggak kenapa-kenapa kan?, aku sudah bilang aku bakalan melindungi kamu di sini. Jadi percaya deh sama aku.”
“Baiklah,” Anak gadis itu pun tersenyum.
“Boleh aku berkenalan dengan boneka lumba-lumbamu?” Kata namja itu seraya mengedikkan dagunya ke arah lumba-lumba yang saat itu berada di pelukan yeoja di sampingnya.
“Boleh, namanya Blue.”
“Wah, Blue, aku jadi ingat kakak ku bahkan memberikan boneka lumba-lumba sebagai hadiah untuk pacarnya.”
“Ah, begitu ya.” Kemudian anak gadis itu memberikan bonekanya pada anak laki-laki di sebelahnya.
“Wae?”
“Blue mengatakan, dia bosan di sisiku,”
“Wah, kalo gitu biar aku yang merawat blue,” Lelaki itu mengambil boneka pemberian gadis itu dan lalu memeluk boneka itu erat.

***

Ji Ra masih terjaga, malam itu dia tengah berbaring di tempat tidurnya menatap langit-langit kamarnya, satu tangannya memeluk erat boneka. Entah apa yang ada dalam fikirannya, yang pasti saat itu dia sedang bahagia. Kenapa?
“Hatiku.. Hatiku tidak berhenti bergetar, bahkan semakin aku memikirkannya, hatiku terpacu sangat cepat,” kata Ji Ra seraya meletakkan satu tangannya tepat di dadanya, merasakan debaran di hatinya. “Aku benar-benar bahagia, aku menyukai caranya menatapku, mengkhawatirkanku, dan melindungiku,” Sangat jelas terasa olehnya bahwa hatinya semakin berpacu dengan sangat cepat, Ji Ra memposisikan tubuhnya tidur menyamping, kini ia dapat melihat jelas teman sekamarnya, Song Eun yang tengah tertidur lelap. “Yakkk! Kim Ji Ra! Tega sekali kau, bagaimana bisa kau membayangkan Kai, sementara Song Eun mungkin menyukainya,” Batin Ji Ra, dia kembali memposisikan tubuhnya tidur terlentang, kini kedua tangannya menutupi wajahnya, lalu kakinya tak mau diam, ia menghentak-hentakkan kakinya di atas kasur seraya menggerutu dalam hati. “Paboo! Bahkan Song Eun lebih cantik dariku. Saat kami berjalan, semua mata pasti hanya tertuju pada Song Eun, dia cantik tapi dia tidak seburuk aku, hatinya benar-benar terkunci, sedangkan aku? Hatiku mudah sekali berdebar. apa pantas hatiku berdebar karena seseorang yang Song Eun sukai?” Ji Ra menarik nafas berat.
Ji Ra sadar bahwa dia tidak seharusnya memikirkan Kai, namja yang beberapa jam lalu telah menyelamatkannya dari rasa takut, namja yang dengan cool menyelamatkannya dari bisikan di kamar misterius, namja yang membantunya melangkah saat bahkan kakinya lemas karena takut.
Drrttt…
Handphone Ji Ra bergetar, di lihatnya tertera tiga kata, ~Orang Gila, Abaikan~ , ia mendengus pelan. Ji Ra tahu ia menamai kontak Baekhyun dengan delapan silabel tersebut.
“Okey, kali ini aku tidak akan mengabaikanmu bacon.” Gumam Ji Ra.
Di lihatnya pesan tersebut,

~Orang Gila, Abaikan~
>> Cubus, kyungsoo bilang kau mencariku?

Ji Ra mengerjapkan matanya menatap layar handphone, ‘Cubus?’ apa itu semacam nama binatang?. Beberapa detik kemudian dia ingat bahwa tadi sore dia mencari baekhyun untuk menanyakan kamar misterius itu.
“Aku sudah mendengarnya, dan aku sudah tahu bahwa tae ryi yung tidak berbohong,” Ji Ra melempar handphone nya ke sampingnya. Gadis itu tidak ingin membalas pesan dari baekhyun.

Drrtttt…
“aish, apa lagi ini?” Ji Ra mengerang, ia mengambil ponselnya kembali, dan di lihatnya lagi-lagi itu pesan dari Baekhyun.

>> Aku di depan kamar mu, ayo kita bicarakan!

Ji Ra pun beranjak dan segera mengambil kunci yang menggantung tepat di samping pintu kamar, setelah memasukan kunci ke dalam lubang pintu dan memutarnya beberapa kali, Ji Ra pun memegang kenop pintu dan perlahan membukanya.
DEG~~
KOSONG!! Di luar kamar tidak ada siapa-siapa.
“Baek..” Ji Ra memanggil baekhyun lirih, malam itu benar-benar sunyi, ia memastikan bahwa baekhyun masih ada di sana, kakinya melangkah melewati pintu, kepalanya ia tengokkan ke kiri dan ke kanan, namun hasilnya nihil, ia hanya menangkap lorong gelap di kapal itu. Dia lupa bahwa ini sudah lewat tengah malam, otomatis demi membuat para siswa berada di kamar, lampu di lorong-lorong kapal terpaksa di matikan.
INI GILA!, gadis itu kini merasa jantungnya hendak loncat dari tempatnya berada, kakinya serasa kram, ia kesulitan untuk melangkah.
“BOOO!!” Seseorang meloncat tepat dari sampingnya,
Ji Ra hendak berteriak, sebelum akhirnya seseorang menyumpal mulut Ji Ra dengan sesuatu yang lembut dan basah. Gadis itu terkejut setelah sadar bahwa seseorang yang wajahnya samar karena kegelapan di lorong itu kini tengah mencium nya.



“Mwooo?? Jadi kau mendapat first kiss mu tadi malam?” Song Eun menggelengkan kepala, ia tak menyangka sahabatnya itu bisa lebih dulu merasakan first kiss, “Jadi, siapa yang menciummu?”
Kedua sahabat itu kini tengah duduk di salah satu kursi di luar sembari menikmati semilir angin laut di bawah teriknya sinar matahari.
“Aku tidak tahu, setahuku malam itu aku melihat dua orang, dan aku yakin selain baekhyun, kyungsoo juga ada di sana.” Kata Ji Ra pelan.
“Ah, berarti di antara baekhyun dan kyungsoo?” Song Eun manggut-manggut lalu menyeruput buble tea kesukaannya. “emm, tapi apa kau masih ingat bagaimana rasa….?” Ia memelankan suaranya.
“Yaaakk!! Mana bisa aku merasakannya!” Pekik Ji Ra, ia terus memutar sedotan di dalam gelas plastic berisi buble coffee. “itu terjadi begitu saja, mungkin hanya dalam hitungan tiga detik, namja itu langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya diikuti namja satunya, aku tidak bisa melihat mereka, kau tahu kan hatiku saat itu tak karuan, aku bahkan tidak berfikir untuk bertanya-tanya siapa yang…..”
“Ji Ra..” Baekhyun tiba-tiba datang dan menghampiri mereka.
Dengan refleks Song Eun tersedak, “Aku pergi ya jira.” Gadis itu benar-benar meninggalkan sahabatnya, karena sepertinya baekhyun akan membicarakan hal  yang tak hanya dirinya dan jira lah yang harus tahu. Bagaimanapun baekhyun adalah seseorang yang menyebalkan di mata jira, Ini menggelikan. Pikir song eun.


Ji Ra tak berani menatap baekhyun saat itu, dia tau hatinya akan kambuh jika melihat wajah namja yang mungkin semalam sudah merenggut first kiss nya.
“Ji Ra, jadi apa yang akan kau tanyakan padaku kemarin?” Tanya baekhyun yang kini sudah duduk di hadapan jira.
Bagaimana bisa dia begitu polos? Aish.. apa dia tidak malu sedikitpun setelah men…… aaargh aku bisa gila!. Jira berdebat dengan pikirannya.
“Kyungsoo bilang, kau mungkin akan mengajakku berkencan dan datang ke pesta malam ini sebagai kekasihmu, benarkah?” Baekhyun kemudian merebut gelas plastic yang isinya sudah hampir habis itu. Ia lalu menyeruputnya. “Ah, aku sangat haus. Pesankan aku minuman jika kau ingin menjadi kekasihku.”
“Yaaakkk Bacon sialan!! Sepertinya otakmu hangus terbakar matahari, pergilah! Sebelum kamu benar-benar kehilangan akal sehatmu!” Jira menatap tajam ke arah baekhyun.
“aw..aw..aw.. pantas saja aku merasa rambutku terbakar,” Baekhyun berdiri dan menghentak-hentakkan kakinya seraya kedua tangannya mengacak-acak rambutnya, dia sedang bertingkah seperti benar-benar rambutnya terbakar.
“Kau gila..!” Ji Ra menarik kembali pikirannya mengenai baekhyun. Aku tidak akan pernah menyukaimu byun baekhyun, batin Ji Ra. “kau makhluk teraneh yang pernah ada, dan aku sangat merasa terganggu akan kehadiranmu bacon-ssi!!” Kata jira sedikit memberi penekanan pada kata terakhirnya.
Ji Ra beranjak dari tempat duduknya dan hendak pergi, sebelum akhirnya tangan baekhyun mengamit lengan jira, namja itu menahan kepergian jira.
Mendadak tatapan baekhyun berubah menjadi serius, tidak ada tatapan namja kekanak-kanakan lagi saat itu, tidak ada namja dengan perangai buruknya lagi saat itu. Menatap dalam ke dalam tatapan baekhyun merupakan kesalahan bagi Jira, dia tahu saat itu hatinya kambuh, hatinya berdegup kencang lagi, dan itu suatu masalah baru baginya.
Baekhyun menarik jira, semakin dekat, lalu namja itu mendekatkan wajahnya tepat ke wajah jira, gadis itu tampak gugup dan tak bisa berbuat apa-apa. “Bukan aku yang -melakukannya- jira,” Bisik baekhyun yang kemudian melepaskan jira. “Kyungsoo menyuruhku pura-pura dan mengakui bahwa aku yang melakukannya, aku setuju.”
Jira semakin terperangah mendengar hal itu, “Lalu aku harus menemanimu ke pesta dansa malam ini, itu gila! Tapi aku setuju.” Baekhyun duduk kembali di kursinya, dengan jira yang masih berdiri dan berusaha mencerna perkataan baekhyun barusan.
“Kyungsoo tidak ingin kita mendapat masalah karena aku mengagetkanmu tadi malam,” Kata baekhyun.
Jira mendadak malas mendengar penuturan baekhyun, ia tahu hatinya sedikit sesak, entah karena dugaannya selama ini salah, gadis itu megira baekhyun yang melakukannya, dia sangat yakin. Tapi mendengar penuturan baekhyun mengenai kyungsoo yang seolah menutupi semuanya dan melemparkan kesalahannya kepada baekhyun, itu lebih menyakitkan. Karena bagaimanapun gadis itu sangat menyukai kyungsoo. Ia pun segera pergi meninggalkan baekhyun.
“Kyungsoo tidak menyukaimu jira, dia sudah punya se na!” Teriak baekhyun dari tempatnya berada.
Ada rasa bahagia di hatinya setelah mengetahui ternyata kyungsoo yang melakukannya, tapi sungguh menyakitkan ternyata namja tampan pujaan hatinya itu sudah memiliki yeojachingu. Hati jira sesak saat itu, tangannya ia tempelkan di dadanya, mencoba meredakan rasa sakit di hatinya, tapi tidak bisa. Itu terlalu sakit.
Dia pikir siapa dia? Seenaknya memainkan hatiku, sudah tahu aku menyukaimu kyungsoo-yaaa!! Jika kau berani melakukannya, kenapa kau malah menyuruh baekhyun yang datang padaku!! Air mata jira saat itu menetes membentuk anak sungai dan membasahi pipinya.

….

Malam itu Ji ra berdiri di tepi kapal, matanya menatap nanar ke arah lautan, dengan menatap laut ia berharap kesedihan hanyut di dalamnya. Angin yang berhembus membuat rambut hitam itu sedikit menutupi wajah cantikknya. Gadis itu sangat tahu di dalam sedang diadakan pesta, tapi dia sangat tidak ingin berada dalam keramaian.
“Kau seperti hantu, apa kau hantu penunggu kapal ini?” Seseorang menghampiri Ji Ra.
Gadis itu menoleh ke arah suara yang kini si pemilik suara sudah berdiri di sampingnya, menatap laut yang sama.
“Siapa kau?” Tanya Jira, gadis itu sedikit bergeser menjauh dari namja berbaju serba hitam itu, kemudian tiba-tiba Jira mengerjapkan matanya beberapa kali, “Sepertinya aku pernah melihatmu,” Gadis itu kini sedikit mendekat dan mencondongkan tubuhnya sedikit untuk bisa melihat siluet namja tampan yang kini tidak menoleh ke arahnya itu.
“Kau…”
“Aku Luhan.”
“Luhan?”
“Aku namja yang tempo hari marah-marah karena lapar, haha” Namja bernama luhan itu terkekeh, kemudian berbalik menghadap Jira, kini mereka berhadapan.
“Ah, jadi kau?” Ji ra ingat mata itu, mata abu-abu dan tatapan tajam yang menghantuinya. Oh ayolah aku sangat merasa bersalah waktu itu, tapi kau memarahiku dengan tatapan membunuhmu, sekarang aku melihatmu tertawa di hadapanku? Kamu benar-benar tampan saat tertawa. Batin Ji Ra. Tanpa sadar senyumnya mengembang.
“Hei, pipimu merona,” Kata Luhan sembari tersenyum manis.
Menyadari hal itu Jira benar-benar malu, gadis itu kini kembali menghadapkan tubuhnya ke arah lautan. Ia gugup, selalu gugup saat harus berhadapan dengan namja tampan.
“Jadi, apa kau bisa menjaga rahasia?” Luhan kembali berbicara, kedua tangan namja itu di masukannya kedalam saku jas hitamnya.
Jira mengerutkan keningnya menatap luhan, ia tidak mengerti apa yang di katakan namja itu soal menjaga rahasia.
“Aku anak dari pemilik kapal ini, kapal Blak Pearl ini milik ayahku. Tolong rahasiakan bahwa aku bernama Luhan,” Bisik namja itu sembari mencondongkan wajahnya sangat dekat dengan jira.
“Aa-ah, kenapa aku harus?” Jira mengalihkan pandangannya.
“Karena hanya kau yang ingin aku ajak bicara, kau tahu di sini aku tidak memiliki teman, dan aku naik kapal ini pun tanpa sepengetahuan ayah ku, ah ayahku benar-benar melarangku ikut dengannya kali ini, entah karena apa, tapi aku adalah orang yang selalu penasaran.”
“Penasaran?”
“Aku selalu berharap aku bertemu dengan seseorang,” Ia menghela nafas. “selama puluhan kali aku berlayar, aku selalu berharap orang itu naik kapal yang sama dengan ku,” Papar luhan, “Aigoo, kenapa aku jadi berisik sekali disini? Padahal jelas-jelas kau kesini untuk mencari ketenangan, benar begitu?” Tanya Luhan, lagi-lagi namja itu tersenyum. Sangat manis.
Jangan tersenyum, jeball.. Aku benci senyum itu! Senyum itu terlalu manis, aiish.. aku bisa gila, mungkin mulai sekarang aku akan tergila-gila pada namja tampan ini. Batin jira.
“Jira-ssi?”
“Eoh? darimana kau tahu namaku? Bukannya aku belum memberitahukan namaku?” Jira mengerutkan keningnya. Kenapa namja ini selalu memberiku hal-hal yang mengejutkan?.
Belum sempat luhan menjawab, seseorang dari arah pintu memanggil nama Jira, gadis itu menoleh. Dilihatnya baekhyun mengangkat satu tangannya yang sedang memegang gelas berisi minuman.
“Namja itu sudah dua kali memanggilmu, jadi aku tahu namamu. Jira-ssi.” Luhan pun tersenyum manis dan pergi meninggalkan Jira.

“Wae?” Jira dengan enggan berjalan ke arah baekhyun.
“Aku hanya ingin menanyakan satu hal,” Baekhyun terlihat serius.
“Apa? Kau tahu kau sangat menggangguku,” Kata jira ketus.
“Ada berapa langkah yang kau ambil untuk datang padaku dari sana ke sini?” Baekhyun mengedikkan dagunya, lalu tersenyum puas dan pergi begitu saja.
“Yaaakkk!! Bacon siaaaaalaaaann!!”
Aku benar-benar tak habis pikir, kenapa bacon itu menggangguku. Aku sungguh menikmati pembicaraan dengan Luhan, dia sangat tampan. Ah, hatiku.. hatiku bermasalah. Batin Jira seraya kedua tangannya ia tempelkan tepat di dadanya.



“Geumsapa,” Namja itu berbisik ke telinga Song Eun.
“Nugu?”
“Kamu.” Katanya sembari tersenyum dan menatap dalam ke arah Song Eun.
“Maksudnya?”
“Mudah jatuh cinta. Aku akan sihir kamu, boleh? Mulai sekarang kamu tidak memiliki julukan Geumsapa lagi setelah bertemu denganku, aku jamin sihirku ampuh,” Namja itu lalu tersenyum dan mendaratkan bibir tipisnya di bibir Song Eun. Itu terasa sangat nyata.
Apa ini mimpi? YAKK SONG EUN!! Apa karena Jira mendapatkan first kiss lebih dulu darimu, jadi sekarang kau memimpikannya?? ANDWAE!!!

Song Eun terbangun dari tidurnya, ia menarik nafas berat, ternyata dia bermimpi.
“Apa harus anak kecil itu? Aiisshh..” Song Eun mengacak-acak rambutnya sendiri, kenapa selalu anak kecil yang sama yang selalu hadir dimimpinya. Ia lalu segera pergi ke kamar mandi ketika menyadari hari sudah malam. Ia lupa bahwa hari ini ada pesta, dan parahnya Jira tidak membangunkannya.
Mengetahui jira belum kembali, dan jam masih menunjukkan pukul 8 malam, itu berarti pesta belum usai.
Song Eun pun segera mengganti pakaian dan menuju lantai atas. Ia tahu sangat berat baginya harus berjalan sendiri di lorong kapal yang sepi itu, ia tahu semua mungkin sedang menikmati pesta.

Saat menginjakkan kaki di lantai 3, gadis itu sedikit mempercepat langkahnya. Ia tidak ingin memikirkan hal yang macam-macam, dia hanya perlu berjalan lurus dan tidak perlu memikirkan apa yang mungkin akan ia dengar di depan kamar misterius itu. Gadis itu terus meyakinkan dirinya agar ia tidak takut.
Dengan jatung yang berdebar kencang, song eun terus berjalan. Kini kamar misterius no 9 itu beberapa langkah lagi akan ia lewati, dengan jantung yang terus semakin berdebar cepat, song eun berdoa dalam hati.

==KREEKK==
Song eun terperanjat mendengar suara pintu di buka, apa yang terjadi? Apa kamar misterius itu pintunya sudah terbuka? Siapa yang membukanya?
Dengan perlahan tapi pasti song eun terus berjalan, saat semakin dekat dan akan melewati kamar itu, dia terperangah melihat pintu kamar itu terbuka namun tak ia lihat siapapun di sana. PINTU ITU TERBUKA!!

“Hati yang lelah bisa hancur, namun penyesalan lebih kuat.. hahahhahaaaaaaaa… Song Eun…. KEMARILAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHH… Masuklahhh…. dan aku akan menyelamatkanmu… hihiiiihiiihii”

Sayup-sayup uara gadis menyeramkan itu tiba-tiba saja mengagetkan song eun, bulu kuduk gadis itu merinding, song eun hampir lemas tak berdaya, namun ia tahu dirinya harus bisa menglahkan rasa takutnya. Dengan nafas yang memburu, song eun langsung berlari tanpa menoleh sedikitpun.


~To Be Continued~

Next 3#If Looks Could Kill

 ...
Tiba-tiba sosok hitam meloncat ke arahnya, mengagetkannya dari arah kegelapan.
Ji Ra memekik dan merapatkan tubuhnya ke dinding kapal, di lorong itu ia dikagetkan oleh sesosok makhluk yang ia yakin hanya pernah ia temui di alam mimpi, mimpi buruk. Pakaian hitam makhluk itu menggantung compang-camping. Wajahnya seolah hancur dan membusuk, dagingnya mengelupas. Ini tak mungkin terjadi! Pikir Ji Ra. Makhluk ini tak mungkin nyata.


“Ada apa dengan wajahmu Oh Sehun? Apa kau menyembunyikan sesuatu? Atau apa kau sudah lama memperhatikan Ji Ra?”



Anak berumur enam tahun dengan mata abu-abu cirikhasnya tengah berdiri di lorong kapal, ia sedang menatap ke arah gadis kecil yang sedang membenamkan kepalanya ke dinding, gadis itu menangis.


~~~Black Pearl~~~

Tidak ada komentar: