Rabu, 04 Februari 2015

Black Pearl - Exo

Title   : Black Pearl (Chapter 1)
Cast   : Ji Ra, Song Eun, Member Exo
Genre: Frindship, Romance, Mistery
Length: Multichapter
Author: Kim Kaissa

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~BLACKPEARL~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



1#KAMAR MISTERIUS (?)



Malam hari yang dingin mengantarkan kepergian kapal SMA XANXIVIER berlayar dari SEOUL menuju LONDON. Mereka akan melangsungkan study wisata dengan kapal layar sebagai transport.
Para siswa dengan tertib memasuki dek kapal dan mencari kamar yang sudah di tentukan.
“Apa lo pernah naik kapal layar sebelumnya? Bagaimana rasanya?,” Tanya Ji Ra setengah berbisik pada yeoja yang berambut pendek berwajah mungil yang tak lain adalah Song Eun, sahabatnya.
“Molla, aku pernah ikut ayah ku berlayar, tapi saat itu aku masih sangat kecil haha, jadi aku lupa bagaimana rasanya,”
“Heh lo kudet amat, makannya sekali-kali kalau liburan berlayar ke luar negeri!” Baekhyun berjalan dari belakang dengan cepat menerobos kedua yeoja itu.
“Yaaakk! Bacon-ssi!! Memangnya kamu pernah berlayar eoh?!!” Ji Ra tak kuasa menahan emosinya yang memuncak, lagi-lagi namja itu membuatnya kesal, ini bukan kali pertamanya Baekhyun membuat Ji Ra kesal, selama di sekolahpun Baekhyun memang seperti itu.
“Pernah,” Katanya sembari menoleh dengan tatapan serius, “Kira-kira kurang lebih 360 jam dari sekarang, aku akan berkata begitu.” Kata Baekhyun sembari menampilkan senyum rectangle nya dan mengangkat satu tangan yang segera ia tempel di pelipis nya, seolah berhormat. Lalu namja itu berbalik hendak meninggalkan yeoja yang masih diam di belakangnya, “aaah,” lagi-lagi namja itu menoleh kearah dua yeoja yang dilihatnya masih cengo, “kalian tidak usah susah payah menghitung 360 jam adalah berapa hari, aku rasa otakmu akan meledak Ji Ra-ssi jika memaksakan nya, aku tau kau tak pandai matematika, kau hanya pandai menggodaku haha” Kata nya sembari berlalu.
“BACOOOOOOOOOOOOOOOOOOOON SIAAAAAAAAAALAAAAAAAAAAAAAN!!!!!!” Ji Ra benar-benar tak habis pikir kenapa dunia menghadirkan makhluk aneh seperti baekhyun.  “Apa dia gila? Dia seolah-olah mengira aku menyukainya Song Eun-ah, aku sama sekali tidak menyukainya!! Sumpah demi apapun yang ada di muka bumi ini, aku tidak suka caranya yang memperlakukan ku seperti itu, apa kata orang-orang? Mungkin mereka akan mengira bahwa aku mengalami cinta sepihak. Dia yang selalu merendahkanku tapi kemudian dia yang selalu membual bahwa aku menyukainya di akhir pembicaraan yang dia ciptakan sendiri itu!! Arrrghh,”
“Sudahlah Ji Ra-ah, baekhyun memang seperti itu, bukan hanya padamu, tapi pada Tae Ryi Yung si Bigos atau biang gossip dan gadis-gadis popular yang lainnya juga. Beruntung kamu kasar padanya, tidak seperti kebanyakan perempuan yang akhirnya luluh dan malah menyukai namja itu. Kajja kita harus segera turun ke lantai 2 untuk mencari kamar, aku sudah lelah dan ingin segera bersantai,” Kata Song Eun, mereka pun melanjutkan berjalan menuju lift.
“Menurutku lift di kapal ini tidak efisien, bagaimana bisa kita harus berjalan melewati lorong lantai 3 dulu sebelum akhirnya naik lift? Kenapa lift tidak di bikin di satu sisi?”
“Ji Ra, tanyakan saja pada kapal yang bergoyang! Haha”

[Catatan!!!!! Kapal terdiri dari empat lantai, di hitung dari lantai paling bawah adalah lantai 1 : tempat para pekerja, penyimpanan, dan para mesin kapal. Naik ke lantai 2 : adalah kamar para siswa dan kamar para penumpang kelas menengah ke bawah. Naik ke lantai 3 : adalah kamar para guru pengajar dan penumpang umum kelas menengah ke atas, selanjutnya naik ke lantai paling atas adalah tempat hiburan seperti restaurant, café, dll. *anggap saja begitu tau sendiri author belum pernah naik kapal layar haha]

……….
“Kamar no sembilan.. sembilan..” Ji Ra berjalan perlahan sembari matanya melihat bagian sisi sebelah kanan. Ia mencari kamar no 9. Kamar yang sebentar lagi akan menjadi tempat peristirahatannya selama beberapa hari. “1.. 5.. 6.. 7.. 11.. 12.. 13.. aku rasa aku tidak melihat kamar no 9”
“Ji Ra, kau kan hanya melihat satu sisi, aishh” Kata Song Eun setengah berteriak, ia masih berdiri di depan lift.
“haha mian aku lupa..”
Song Eun pun maju dan memperhatikan no kamar di bagian sisi kiri, “2.. 3.. 4.. 8.. 9.. ……….. eh?” Tiba-tiba hyerim berhenti, ia berhenti tepat di depan kamar no 8 “apa tadi aku menyebut sembilan lalu delapan?”
“Kau menyebut angka delapan lalu sembilan..” Ji Ra berjalan menghampiri Song Eun, nah itu !! Kamar no 9 ada di sebelah sana..sebelum kamar ini.” Ji Ra dan Song Eun pun berjalan mundur, “Ah kau ini, lagi ngelamunin siapa sih, harusnya 9..8.. kamu malah menyebutnya terbalik apa kamu buta angka? Haha mian, kajja mana kuncinya?”
“Ini..” Song Eun memberikan kuncinya dan masih merasa aneh atas pembagian kamar di kapal ini.
“Kuncinya tidak cocok, apa benar ini angka 9?” Ji Ra membolak balikan kunci itu namun hasilnya nihil.
Tiba-tiba tiga orang namja berjalan di dek kapal. Satu namja berkulit putih dengan memegang buble tea di tangannya, dan satu namja sebaya yang berkulit serta berambut hitam dengan namja lain yang memakai baju hitam rapi , sepertinya namja itu keamanan di kapal ini.
“Apa kunci kalian juga tidak cocok?” Tanya pria yang merupakan petugas keamanan dan diketahui bernama Yi Xing itu.
“Ne, kunci ini sepertinya bukan kunci kamar kami.” Ji Ra memberikan kunci itu.
“Tunggu sebentar, saya akan membuka kamar sebelah dulu nona.” Kata  Yi Xing sembari berlalu menuju kamar no 8.
Lelaki yang memegang buble tea ditangannya itu tersenyum ramah pada kedua yeoja yang sebentar lagi akan menjadi tetangga barunya, ya kamar mereka bersampingan. Namun namja berkulit Tan bahkan tidak menoleh sedikitpun dan bersikap acuh. Sepertinya dia sedang dalam suasana hati yang buruk.
“Song Eun-ah, apa menurutmu laki-laki itu tampan?” Bisik Ji Ra sembari pandangannya tak pernah luput menatap sosok yang kini membelakanginya itu.
“ne, menurutku dia sangat tampan, dengan gayanya yang acuh seperti itu menambah kesan cool.”
“Song Eun, aku rasa lo salah paham.. bukan cowok aneh itu, tapi cowok yang lagi minum buble tea! itu orang yang aku maksud.”
“Eoh? Haha, dia teman satu kelas ku. Namanya Sehun.”
Ji Ra segera membekap mulut sahabatnya, “Jangan di sebutkan, kalau dia dengar bagaimana.. aku bisa malu tau!”
“mmm..,mmm.mm..”
“Kau bicara apa?”
Song Eun segera melepaskan tangan Ji Ra yang membekap mulutnya, “Aku hampir kehabisan napas tau!”
“Haha, Mian Song Eun-ah.”
Pria tampan yang menjadi keamanan di kapal itu pun menghampiri mereka dan segera membuka kamar mereka.
“Nona, ini kunci yang tepat. Kalau ada apa-apa nona bisa menghubungi tim kami di ruang pojok sebelah kanan tangga darurat.” Dengan senyum manis yi xing pun segera pergi meninggalkan kedua yeoja itu.
“Dia tampaaann..”
“Yaaakk! Kim Ji Ra.. terus saja semua namja yang tersenyum padamu kau sebut tampan!” Protes Song Eun yang lalu segera menyusul Ji Ra masuk.
 “Haha, entahlah mataku benar-benar bermasalah.” Ji Ra menghempaskan tubuhnya di kasur serba putih itu.
“Aish.. napeun yeoja..”
“Apa kalian akan tidur tanpa menutup pintunya?” Tiba-tiba suara yang tak asing itu lagi-lagi mengejutkan mereka. Siapa lagi kalau bukan si pembuat onar Byun Baekhyun.
“Baekhyun-ah, kemarilah itu tidak sopan” Protes seseorang di belakangnya.
Ji Ra berjalan kearah pintu, tepat berhadapan dengan baekhyun. “Enyahlah!” teriak Ji Ra pada Baekhyun.
“Ji Ra-ssi?” Seseorang menoleh ke arahnya dari belakang tubuh baekhyun.
Ji Ra sangat terkejut melihat ternyata orang yang bersama Baekhyun adalah Do Kyungsoo,  namja yang sudah tiga tahun ini selalu bertahan menduduki peringkat pertama di hatinya. Namja yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi Kim Ji Ra. Saat itu sungguh memalukan bagi Ji Ra karena telah mengucapkan kata yang bahkan tidak pantas untuk di katakan meskipun itu ditujukan untuk Baekhyun. Tetap saja nilai Ji Ra di mata Kyungsoo mungkin menurun.
“Kyu..Kyungsoo..” Ji Ra tergagap, dia benar-benar ingin mati seketika.
“Kamar kami tepat di depan kamar mu, jika aku tau kita akan sedekat ini, aku akan membawakan jira novel fear street yang belum jira baca.” Kata Kyungsoo lembut, melihat tingkah jira yang mungkin malu kyungsoo pun tersenyum dan segera pergi memasuki kamarnya.
~hening~
“Ow..Ow..Ow.. lo kayak simpanse tau gak sih barusan, simpanse amnesia! haha” Kata Baekhyun sembari menoyor kepala Ji Ra.
“BACOOOOOOOOOOOOOONN Aku membencimu!!” -------BRUG--- Pintu pun di bantingnya dengan keras, “Eottokeee?? Eottokee Song Eun-ah..” Ji Ra menangis saat itu.

……
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA !!!!!!!!!!!!!!.... Jeritan itu lambat laun semakin terdengar nyaring di telingaku, sangat dan sangat menakutkan!! Tadi malam saat aku selesai mengunjungi orang tuaku di lantai 3, dan saat aku melewati kamar itu aku mendengarnya menjerit, tapi semakin jauh aku melangkah, aku malah semakin jelas mendengarnya itu aneh kan?. Jika kau mau mempercayai apa yang ku katakan, kamu tentu tidak akan pernah mendengar jeritan misterius di kamar no 9 itu!”
“Tae Ryi Yung , apa kamu tidak mengada-ngada?” Tanya Seul Bi.
“Tentu tidak, kau tau kan ayah dan ibu ku memiliki kedudukan tinggi di sekolah, jika aku berbohong tentu saja aku akan mempermalukan mereka.”
“Lalu apa ada saksi lain selain kamu?” Tanya Phil Suk tak percaya.
“Ada, tanyakan saja Baekhyun dan Kyungsoo! Aku bertemu mereka yang sedang menguping di depan kamar itu.”
“Sedang apa mereka?” Seul Bi semakin menenggelamkan wajahnya kedalam pelukan Phil Suk yang merupakan pacarnya.
“Aku rasa mereka sedang memastikan itu jeritan hantu atau jeritan tikus!” Kata Se Na, gadis  yang sama sekali tidak pernah takut terhadap apapun, ia bahkan masih tidak mempercayai perkataan Tae Ryi Yung. Apalagi Tae Ryi Yung adalah gadis manja yang merupakan anak dari Kim Jun Myeon dan Tae Reun, yang merupakan kepala sekolah di SMA XANXIVIER. Gadis itu memang sering membual dan merupakan BIGOS di sekolah, ia juga sering mendramatisir apa yang terjadi, hal itu sungguh membuat Se Na selaku teman dekatnya tidak pernah lagi mempercayai perkataan Tae Ryi Yung.
“Aku saran kan, kalian tidak boleh berjalan sendirian di kapal ini,” Kata Tae Ryi Yung setengah berbisik dengan tatapan mata mengarah kearah Ji Ra yang sedari tadi hanya makan sendirian di kapal itu.

……
Ji Ra POV~

Setelah melihat jam di tangan ku, aku mulai berlari dengan kecepatan penuh ke pintu keluar. Aku benar-benar takut mendengarkan pembicaraan Tae Ryi Yung dan teman-temannya, aku tak bermaksud menguping. Tak yakin dengan apa yang ku dengar, aku berlari mencari baekhyun, ah mengapa aku berlari, Kurasa itu karena aku tak ingin matahari tenggelam sebelum aku berada di kamarku, setidaknya di lantai 2. Aku menerobos pintu ganda itu. Dan meluncur dengan kecepatan penuh pada seorang namja yang berdiri di lorong kapal.
"Yaakk!" Dia menjerit kaget saat kami berdua terguling ke lantai.
Aku mendarat di atasnya dengan mengerang. Kepalanya bersuara keras saat membentur lantai itu.
Tertegun, kami berdua berbaring di sana untuk sedetik. Lalu aku berguling darinya dan buru-buru berdiri.
"Maaf" Aku berhasil bicara. Aku mengulurkan tangan untuk membantunya berdiri. Tapi dengan marah dia mendorong tanganku menjauh dan berdiri tanpa bantuanku. Saat dia berdiri, aku melihat bahwa namja itu sekilas mirip dengan seseorang. Dia memiliki rambut pirang putih, wajahnya sangat menyejukan tapi , apa itu? Tatapan nya! dia menatapku marah dengan mata baja abu-abunya. Tampak dari sorot matanya bahwa ia benar-benar membenciku, sungguh mengerikan.
"Aku benar-benar menyesal" ulangku, melangkah mundur saat aku menatap ke arahnya.
Dia mengambil langkah berat ke arahku. Lalu melangkah lagi, Mata abu-abu yang dingin itu membuatku membeku di dinding. Dia merengut. Dan mendekat. "A..apa yang akan kau lakukan?" Aku tergagap.
Aku menekan punggungku merapat erat di tembok. "Apa yang akan kau lakukan?" ulangku.
"Aku mau makan! tapi selera makan ku hilang.. aah" geramnya sembari memegang kepalanya. Dia pun berputar pergi.
"Aku bilang aku minta maaf" teriakku setelahnya.
Dia menghilang menuruni tangga, aku tebak dia menuju tangga darurat. Kenapa tidak lewat lift saja?
Mata abu-abu aneh itu tertinggal dalam pikiranku. Lalu aku hendak menuju lift,
“Nona,” Seseorang memanggilku. “Maaf lift sedang di perbaiki,” Kata petugas keamanan yang tak lain adalah Zang Yi Xing.
Baiklah, aku harus turun melalui tangga darurat. Kakiku masih terasa sedikit goyah karena lari menuju namja aneh itu. Dan ini agak menakutkan, menjadi satu-satunya orang yang berada di tangga ini, menuju lantai 3. Sepatuku berdebam di tangga keras, dan suaranya bergemuruh di tangga kosong itu.
Aku mulai menyusuri lorong, Aku berhenti melangkah saat aku membuat belokan kanan pertamaku. Aku melewati deretan kamar guru yang kosong karena setauku mereka sedang mengadakan rapat di lantai atas. Aku berhenti di luar ruangan di ujung lorong, sebuah tanda papan kayu kecil tergantung di pintu terbaca RUANG 9.
Oh tidak ! Aku benar-benar takut setengah mati, aku memang dikenal sebagai yeoja penakut.
Ingin rasanya berlari, tapi kedua kaki ini benar-benar tidak bisa diajak kompromi, aku mengutuk dalam hati.
“Kauuuuuuuuu..matiiiiiiiiiiiiilahh!! hiiihiiiihhiiiihiiiiiiiiii” Seketika bulukuduk ku merinding, ternyata benar, di kamar yang tertutup rapat itu, hal yang menakutkan terdengar dari dalam sana.
Seseorang menempelkan kedua tangannya ke telingaku, aku hendak terkejut, saat menoleh ternyata wajahnya tak asing bagiku. Namja itu sekejap menoleh ke arah ku seolah memberi sinyal bahwa aku hanya perlu mempercayakan semuanya padanya dan hanya harus terus berjalan lurus ke depan. Kami berjalan berdampingan. Tangannya dengan lembut masih menyumpal telingaku. Dia, namja itu memberiku kekuatan, kenyamanan, dan aku tidak takut saat ini, saat dia ada di sisiku. Kalian tau? rasanya seperti di peluk, ah tidak-tidak! Dia hanya menyumpal kedua telingaku dengan kedua tangannya. Itu saja. Kenapa aku berpikiran yang tidak-tidak.
Kami berjalan melewati tangga menuju lantai 2, jarak kami tentu sangat dekat. Sesampainya di lantai 2 namja itu menurunkan tangannya dan memberi jarak, kini kami berjalan tak sedekat tadi.
“Apa kamu juga mendengar rumor itu?” Dengan ragu dan penuh pertimbangan, akhirnya aku memulai pembicaraan.
Namja itu hanya mengangguk.
“Ah, sepertinya rumor menyebar dengan sangat cepat. Gomaweo. Karenamu aku tidak merasa takut selama berjalan melewatinya tadi, aku benar-benar berterimakasih.”

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~To Be Continued~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

NEXT 2#His Name’s Luhan?


 …….

“Geumsapa,”

“Nugu?”

“Kamu.”

“Maksudnya?”

“Aku akan sihir kamu, boleh? Mulai sekarang kamu tidak memiliki jukukan Geumsapa lagi setelah bertemu denganku, aku jamin sihirku ampuh,”

……

“Bagaimana bisa? Bagaimana bisa aku begitu mudah jatuh hati? Eottokee… siapapun tolong aku,”

“Napeun yeoja,”

……

“Hati yang lelah bisa hancur, namun penyesalan lebih kuat.. hahahhahaaaaaaaa… Song Eun…. KEMARILAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHH… Masuklahhh…. dan aku akan menyelamatkanmu… hihiiiihiiihii”

…..~~~~BlackPearl~~~~

Tidak ada komentar: